PreTest OO
Analisa dan perancangan berorientasi objek adalah cara baru dalam memikirkan suatu masalah dengan menggunakan model yang dibuat menurut konsep sekitar dunia nyata. Dasar pembuatan adalah objek, yang merupakan kombinasi antara struktur data dan perilaku dalam satu entitas. Model berorientasi objek bermanfaat untuk memahami masalah, komunikasi dengan ahli aplikasi, pemodelan suatu organisasi, menyiapkan dokumentasi serta perancangan program dan basis data. Pertama-tama suatu model analisis dibuat untuk menggambarkan aspek dasar dari domain aplikasi, dimana model tersebut berisi objek yang terdapat dalam domain aplikasi termasuk deskripsi dari keterangan objek dan perilakunya.
Analisa dan perancangan berorientasi objek adalah cara baru dalam memikirkan suatu masalah dengan menggunakan model yang dibuat menurut konsep sekitar dunia nyata. Dasar pembuatan adalah objek, yang merupakan kombinasi antara struktur data dan perilaku dalam satu entitas. Model berorientasi objek bermanfaat untuk memahami masalah, komunikasi dengan ahli aplikasi, pemodelan suatu organisasi, menyiapkan dokumentasi serta perancangan program dan basis data. Pertama-tama suatu model analisis dibuat untuk menggambarkan aspek dasar dari domain aplikasi, dimana model tersebut berisi objek yang terdapat dalam domain aplikasi termasuk deskripsi dari keterangan objek dan perilakunya.
Sejarah berorientasi objek
Pemrograman berorientasi objek pertama-tama dibicarakan pada akhir tahun 1960 menggunakan bahasa SIMULA. Pada tahun 1970, bahasa pemrograman Smaltalk dikembangkan oleh Xerox PARC. Pada saat itu sebagian lain dari dunia menggunakan COBOL dan FORTRAN dengan metode dekomposisi fungsional. Perubahan terjadi selama beberapa dekade sampai dikenalnya faktor utama, yaitu :
Konsep dasar berorientasi objek
Konsep dasar pendekatan berorientasi objek mencapai kematangan. Pada umumnya, perhatian pada masalah coding telah berubah menjadi masalah analisa dan desain.
Pemrograman berorientasi objek pertama-tama dibicarakan pada akhir tahun 1960 menggunakan bahasa SIMULA. Pada tahun 1970, bahasa pemrograman Smaltalk dikembangkan oleh Xerox PARC. Pada saat itu sebagian lain dari dunia menggunakan COBOL dan FORTRAN dengan metode dekomposisi fungsional. Perubahan terjadi selama beberapa dekade sampai dikenalnya faktor utama, yaitu :
Konsep dasar berorientasi objek
Konsep dasar pendekatan berorientasi objek mencapai kematangan. Pada umumnya, perhatian pada masalah coding telah berubah menjadi masalah analisa dan desain.
Teknologi dasar
pembangunan system
Gagasan tentang coding sangat dipengaruhi oleh bahasa pemrograman yang tersedia. Sangat sulit memikirkan pemrograman terstruktur bila yang tersedia adalah Assembler, tetapi lebih mudah bila menggunakan Pascal. Sama halnya akan sulit untuk membuat coding berorientasi objek bila bahasa pemrograman yang dipilih COBOL atau FORTRAN. Hal ini lebih mudah bila menggunakan Java, C++, Borland Pascal versi baru, Smalltalk dan Ada.
Gagasan tentang coding sangat dipengaruhi oleh bahasa pemrograman yang tersedia. Sangat sulit memikirkan pemrograman terstruktur bila yang tersedia adalah Assembler, tetapi lebih mudah bila menggunakan Pascal. Sama halnya akan sulit untuk membuat coding berorientasi objek bila bahasa pemrograman yang dipilih COBOL atau FORTRAN. Hal ini lebih mudah bila menggunakan Java, C++, Borland Pascal versi baru, Smalltalk dan Ada.
Penggunaan
model
Banyak organisasi mendapatkan bahwa sistem yang dibangun pada saat ini cenderung berorientasi data dari pada sistem yang dibangun sekitar tahun 1970 dan 1980. Kompleksitas fungsional kurang diperhatikan dari pada waktu sebelumnya, penggunaan model mendapatkan prioritas yang lebih besar.
Banyak organisasi mendapatkan bahwa sistem yang dibangun pada saat ini cenderung berorientasi data dari pada sistem yang dibangun sekitar tahun 1970 dan 1980. Kompleksitas fungsional kurang diperhatikan dari pada waktu sebelumnya, penggunaan model mendapatkan prioritas yang lebih besar.
Terdapat tujuh macam tujuan dan keuntungan dari Analisis
Berorientasi Objek, yaitu :
1. Pewarisan dapat memberikan identifikasi sesuatu yang umum pada atribut dan
metoda
2. Penggambaran yang konsisten dari sistem, pada tahap analisis dan desain
3. Hasil analisis dapat digunakan kembali
4. Mengurangi jarak antara aktivitas analisis yang berbeda dengan membuat
atribut dan metode menjadi satu
kesatuan
5. Menangani lebih banyak problem domain. Analisis Berorientasi Objek
memberikan kemudahan untuk memahami inti permasalahan
6. Menangani lebih banyak problem domain. Analisis Berorientasi Objek
memberikan kemudahan untuk memahami inti permasalahan
7. Menjaga stabilitas atas perubahan kebutuhan pada sistem yang sama
PostTest OO
METODE TERSTRUKTUR
Perancangan Terstruktur (Structured Analisys and Design / SSAD) Metode ini diperkenalkan pada tahun 1970, yang merupakan hasil turunan dari pemrograman terstruktur. Metode pengembangan dengan metode terstruktur ini terus diperbaiki sampai akhirnya dapat digunakan dalam dunia nyata. Perancangan ini bertujuan untuk membuat model SOLUSI terhadap PROBLEM yang sudah dimodelkan secara lengkap pada tahap analisis terstruktur.
PostTest OO
METODE TERSTRUKTUR
Perancangan Terstruktur (Structured Analisys and Design / SSAD) Metode ini diperkenalkan pada tahun 1970, yang merupakan hasil turunan dari pemrograman terstruktur. Metode pengembangan dengan metode terstruktur ini terus diperbaiki sampai akhirnya dapat digunakan dalam dunia nyata. Perancangan ini bertujuan untuk membuat model SOLUSI terhadap PROBLEM yang sudah dimodelkan secara lengkap pada tahap analisis terstruktur.
Kelebihan
· Milestone diperlihatkan dengan jelas yang memudahkan dalam manajemen proyek
· Milestone diperlihatkan dengan jelas yang memudahkan dalam manajemen proyek
· SSAD merupakan pendekatan visual, ini membuat metode ini
mudah dimengerti oleh pengguna atau programmer.
· Penggunaan analisis grafis dan tool seperti DFD menjadikan
SSAD menjadikan bagus untuk digunakan.
· SSAD merupakan metode yang diketahui secara umum pada
berbagai industry.
· SSAD sudah diterapkan begitu lama sehingga metode ini
sudah matang dan layak untuk digunakan.
· SSAD memungkinkan untuk melakukan validasi antara berbagai
kebutuhan
· SSAD relatif simpel dan mudah dimengerti.
Kekurangan
· SSAD berorientasi utama pada proses, sehingga mengabaikan kebutuhan non-fungsional.
· SSAD berorientasi utama pada proses, sehingga mengabaikan kebutuhan non-fungsional.
· Sedikit sekali manajemen langsung terkait dengan SSAD
· Prinsip dasar SSAD merupakan pengembangan non-iterative
(waterfall), akan tetapi kebutuhan akan berubah pada setiap proses.
· Interaksi antara analisis atau pengguna tidak
komprehensif, karena sistem telah didefinisikan dari awal, sehingga tidak
adaptif terhadap perubahan (kebutuhan-kebutuhan baru).
· Selain dengan menggunakan desain logic dan DFD, tidak
cukup tool yang digunakan untuk mengkomunikasikan dengan pengguna, sehingga
sangat sliit bagi pengguna untuk melakukan evaluasi.
· Pada SAAD sliit sekali untuk memutuskan ketika ingin
menghentikan dekomposisi dan mliai membuat sistem.
· SSAD tidak selalu memenuhi kebutuhan pengguna.
· SSAD tidak dapat memenuhi kebutuhan terkait bahasa pemrograman berorientasi obyek, karena metode ini memang didesain untuk mendukung bahasa pemrograman terstruktur, tidak berorientasi pada obyek (Jadalowen, 2002).
· SSAD tidak dapat memenuhi kebutuhan terkait bahasa pemrograman berorientasi obyek, karena metode ini memang didesain untuk mendukung bahasa pemrograman terstruktur, tidak berorientasi pada obyek (Jadalowen, 2002).
METODE BERORIENTASI
OBJEK
Kelebihan
· Dibandingkan dengan metode SSAD, OOAD lebih mudah digunakan dalam pembangunan sistem
Kelebihan
· Dibandingkan dengan metode SSAD, OOAD lebih mudah digunakan dalam pembangunan sistem
· Dibandingkan dengan SSAD, waktu pengembangan, level
organisasi, ketangguhan,dan penggunaan kembali (reuse) kode program lebih
tinggi dibandingkan dengan metode OOAD (Sommerville, 2000).
· Tidak ada pemisahan antara fase desain dan analisis,
sehingga meningkatkan komunikasi antara user dan developer dari awal hingga
akhir pembangunan sistem.
· Analis dan programmer tidak dibatasi dengan batasan
implementasi sistem, jadi desain dapat diformliasikan yang dapat dikonfirmasi
dengan berbagai lingkungan eksekusi.
· Relasi obyek dengan entitas (thing) umumnya dapat di
mapping dengan baik seperti kondisi pada dunia nyata dan keterkaitan dalam
sistem. Hal ini memudahkan dalam mehami desain (Sommerville, 2000).
· Memungkinkan adanya perubahan dan kepercayaan diri yang
tinggi terhadap kebernaran software yang membantu untuk mengurangi resiko pada
pembangunan sistem yang kompleks (Booch, 2007).
· Encapsliation data dan method, memungkinkan penggunaan
kembali pada proyek lain, hal ini akan memperingan proses desain, pemrograman
dan reduksi harga.
· OOAD memungkinkan adanya standarisasi obyek yang akan
memudahkan memahami desain dan mengurangi resiko pelaksanaan proyek.
· Dekomposisi obyek, memungkinkan seorang analis untuk memecah
masalah menjadi pecahan-pecahan masalah dan bagian-bagian yang dimanage secara
terpisah. Kode program dapat dikerjakan bersama-sama. Metode ini memungkinkan
pembangunan software dengan cepat, sehingga dapat segera masuk ke pasaran dan
kompetitif. Sistem yang dihasilkan sangat fleksibel dan mudah dalam memelihara.
Kekurangan
· Pada awal desain OOAD, sistem mungkin akan sangat simple.
· Pada awal desain OOAD, sistem mungkin akan sangat simple.
· Pada OOAD lebih fockus pada coding dibandingkan dengan
SSAD.
· Pada OOAD tidak menekankan pada kinerja team seperti pada
SSAD.
· Pada OOAD tidak mudah untuk mendefinisikan class dan obyek
yang dibutuhkan sistem.
· Sering kali pemrogramam berorientasi obyek digunakan untuk
melakukan anlisisis terhadap fungsional siste, sementara metode OOAD tidak
berbasis pada fungsional sistem.
· OOAD merupakan jenis manajemen proyek yang tergolong baru,
yang berbeda dengan metode analisis dengan metode terstruktur. Konsekuensinya
adalah, team developer butuh waktu yang lebih lama untuk berpindah ke OOAD,
karena mereka sudah menggunakan SSAD dalam waktu yang lama ( Hantos, 2005).
· Metodologi pengembangan sistem dengan OOAD menggunakan
konsep reuse. Reuse merupakan salah satu keuntungan utama yang menjadi alasan
digunakannya OOAD. Namun demikian, tanpa prosedur yang emplisit terhadap reuse,
akan sangat sliit untuk menerapkan konsep ini pada skala besar (Hantos, 2005).
Kesimpulan yang bisa saya ambil adalah
Kalau ingin membuat yang sederhana dan dapat di mengerti oleh pengguna maupun programmer maka kita bisa menggunakan SSAD karena SSAD menggunakan pendekatan visual tetapi semua itu juga di lihat dari aspek biaya , tenaga ahli maupun yang lain nya.
Kalau ingin membuat yang lebih rumit dapat menggunakan OOAD karena OOAD memiliki kelebihan Dekomposisi obyek, memungkinkan seorang analis untuk memecah masalah menjadi pecahan-pecahan masalah dan bagian-bagian yang dimanage secara terpisah. Kode program dapat dikerjakan bersama-sama. Metode ini memungkinkan pembangunan software dengan cepat, sehingga dapat segera masuk ke pasaran dan kompetitif. Sistem yang dihasilkan sangat fleksibel dan mudah dalam memelihara.
Sumber :
www.google.co.id
Kesimpulan yang bisa saya ambil adalah
Kalau ingin membuat yang sederhana dan dapat di mengerti oleh pengguna maupun programmer maka kita bisa menggunakan SSAD karena SSAD menggunakan pendekatan visual tetapi semua itu juga di lihat dari aspek biaya , tenaga ahli maupun yang lain nya.
Kalau ingin membuat yang lebih rumit dapat menggunakan OOAD karena OOAD memiliki kelebihan Dekomposisi obyek, memungkinkan seorang analis untuk memecah masalah menjadi pecahan-pecahan masalah dan bagian-bagian yang dimanage secara terpisah. Kode program dapat dikerjakan bersama-sama. Metode ini memungkinkan pembangunan software dengan cepat, sehingga dapat segera masuk ke pasaran dan kompetitif. Sistem yang dihasilkan sangat fleksibel dan mudah dalam memelihara.
Sumber :
www.google.co.id